Mom’s Dementia

 Let me be honest about what I’ve been going through in the past 4 years.

My mom was a banker. As long as I can remember, she was a hardworking mom and obviously had great sense of responsibility toward her works. Waktu aku SD, ngga jarang beliau lembur atau bawa kerjaan pulang ke rumah. Kalau aku sakit, beliau pasti tetap ke kantor dan pulang saat jam minum obat. Waktu beliau kecelakaan patah pergelangan tangan kanan tahun 2016, beliau sempat ngga bisa nulis beberapa lama. Tapi karena rasa tanggung jawabnya terhadap pekerjaan, beliau latih tangan kirinya untuk menulis. Bener-bener sosok yang luar biasa! Karena track record yang baik itu, Buk Yan mendapatkan banyak kepercayaan untuk terlibat dalam berbagai aktivitas social terkait keuangan seperti bendahara masjid, bendahara pasar, bendahara arisan ibu-ibu, dll.

Itulah sosok Buk Yan yang selama ini aku tahu, aku ingat, dan aku rindu

2019

Buk Yan used to have a very good memory. Beliau ingat dimana letak barang-barang dirumah. Kalau aku ambil duit di tasnya, beliau pasti notice ada yg hilang. Kalau ada diantara kami yg tiba-tiba berani ambil duit tsb berarti nyawa kami sedang lebih dari 1 😀 Pasti ketahuan, pasti kena marah. Tahun ini kami (aku dan Pak Manto) mulai merasakan beliau banyak lupa hal-hal kecil. Seperti lupa kunci rumah, lupa taro kalkulator, dll. Waktu itu sama sekali tidak ada kecurigaan, bahkan kondisi beliau kami jadikan becandaan. Buk Yan juga sama sekali tidak menaruh curiga akan kondisi tersebut. Beliau selalu memaklumi bahwa hal tersebut terjadi karena factor usia. “cubolah gaek”, gitu biasanya Buk Yan merespon kalau kami bercanda. Meskipun begitu, kehidupan keluarga kami masih sangat normal, beliau masih aktif bekerja dan melakukan kegiatan sosial seperti biasa.

2020

Karena track record beliau di bidang keuangan yg baik, sangat ngga biasa jika beliau lupa hal-hal yang sejak muda beliau geluti, pembukuan dan keuangan. Ingatan beliau turun cukup ekstrim di tahun ini. Beliau lupa mencatat kas, lupa dimana meletakkan uang, lupa sudah menerima/menyerahkan uang. Tidak sekali dua kali, Buk Yan heboh dirumah karena beliau merasa tidak menerima uang/tidak menyerahkan uang, tetapi orang lain mengklaim sebaliknya. Kami menyadari kondisi ini cukup berbahaya karena dampaknya damaging buat beliau.  Banyak orang yang kemudian menaruh curiga. Ini menjadi luka yang sampai hari ini membekas di hati beliau.

Keputusan keluarga kala itu adalah meminta beliau untuk tidak lagi bekerja dan berhenti terlibat dgn keuangan. Jahat rasanya menghentikan semua aktivitas yang selama ini beliau lakukan untuk mengisi waktu, tapi tidak ada pilihan lain. Saat itu keadaan sangat chaos, beliau lupa terlalu banyak. Aku ga bohong, aku down sekali saat itu. Rasanya tidak bisa tergambarkan ketika menerima telepon dari beliau siang-siang, dengan suara lirih menceritakan bahwa beliau menyelesaikan pembukuan A B C dan uangnya ngga ketemu. Kami harus gelontorkan uang puluhan juta waktu itu untuk menyelesaikan seluruh pembukuan yang beliau pegang agar beliau bisa pensiun dengan tenang.

Sejak saat itu beliau mulai stay dirumah. Awalnya kaya IRT biasa. Sering duduk bareng ibu-ibu, ngobrol, pergi main. Namun karena kondisi demensia yang belum kami ketahui saat itu terus memburuk, beliau mulai banyak mengalami perubahan emosi dan menarik diri dr lingkungan sosial.

2021

Di tahun ini beliau mulai kehilangan orientasi akan dirinya dan lingkungan sekitar. Beliau tiba-tiba keluar rumah bawa tas bilang mau pergi kemana, bahkan keluar tanpa jilbab hanya pake daster. Beliau mulai berhalusinasi bahwa di rumah ada Ibuk beliau (nenek aku). Selain itu beliau juga jadi sangat emosional. Jika diingatkan/dinasehati pasti hanya akan menimbulkan amarah dan keributan. Akhirnya kami bawa ke dokter. Dokter mendiagnosa beliau terkena demensia. Dokter bilang there was no way she could be normal again. Beliau pasti akan sampai ke titik final, hanya persoalan cepat atau lambat. Saat itu kondisinya masih belum terlalu parah. Beliau masih bisa memenuhi kebutuhan diri sendiri, ke kamar mandi, makan, masih bisa masak, nyuci, dan sholat. Walaupun sholat udh ngga tau waktu dan masak bisa 6-7x sehari. Kadang pagi-pagi sudah mandi dan rapih untuk ke kantor padahal sudah tidak bekerja lagi. Di tahun ini, kami bisa lihat 3-4 mangkok lauk yang sama beliau buat, atau berperiuk-periuk nasi karena beliau lupa sudah memasak. Pernah sekali beliau baru saja selesai memasak dendeng balado, lalu kembali lagi ke dapur dan masak dendeng balado lagi. Aku tanya, “bukannya barusan udh selesai masak?”. Beliau tatap dengan heran, “oh ya?”. Allahuakbar.

Aku personally sudah beberapa kali dikasih alarm oleh teman bahwa beliau mungkin menderita alzheimer, tapi aku juga saat itu sangat denial dan ngga siap kalau itu jadi kenyataan. Kami sebelumnya tidak punya pengalaman dengan penyakit ini. Tidak juga tahu ini penyakit apa. Tidak hanya kami, keluarga besar, orang-orang di kampung pun begitu. Melihat kondisi emosi beliau, banyak org yg kemudian berpikir bahwa beliau terkena gangguan jin. Bolak balik ruqyah, sampai ruqyah rumah, tidak ada hasilnya.

Di tahun yang sama kami coba merawat beliau di sebuah RSJ di Padang. Beliau dirawat sebulan dan tidak boleh dijenguk sama sekali. Kami sungguh berharap akan ada perubahan, tapi pulang-pulang beliau 5L. Ingatan beliau terus turun, tidak ada satupun ingatan baru yang menempel, ingatan lamapun juga sudah hilang banyak. Beliau masih sangat emosional dan masih suka jalan keluar rumah.

2022

Kondisi beliau masih serupa. Tapi tahun ini ada ujian lain yang Allah kasih. Pak Manto kecelakaan jatoh ketika ambil rambutan di tebing samping rumah. Tahun ini sungguh luar biasa. Aku bingung gimana caranya merawat dua orang tua yang sakit, tidak bisa mengurus diri sendiri di saat yang sama. Fokus aku bener-bener terpecah saat itu karena harus memastikan recovery Pak Manto berjalan maksimal dan juga memastikan Buk Yan masih bisa mengurusi kebutuhan dasarnya sendiri.  Sungguh Allah Maha Baik, Pak Manto pulih lebih cepat dari prediksi dokter, walaupun memang tidak bisa 100% prima seperti sebelum kecelakaan. Sementara Buk Yan, meskipun banyak lupa, beliau masih mampu makan sendiri, ke kamar mandi sendiri, mandi sendiri sehingga beban Pak Manto kala itu masih sangat terkendali.

2023

Sesuai perkataan dokter, kondisi beliau pasti akan memburuk. Bak petir di siang hari, beliau yang sebelumnya sering jalan keluar rumah, tiba-tiba tidak mampu berdiri. Beliau kehilangan kemandirian. Beliau tidak bisa makan sendiri, bangun dari tempat tidur sendiri, duduk dan berjalan sendiri. Beliau harus dibimbing untuk berjalan dan diangkat untuk bisa bangun dan berdiri. Beliau juga tidak bisa ke kamar mandi sendiri, bahkan hampir tidak ada kata/kalimat yg terucap. Persis seperti bayi, hanya saja ukurannya lebih besar. Beliau juga tidak bisa lagi mengenali orang, bahkan aku. Ketika aku pulang kemarin, aku sempet bilang, “ini iil, anak ama”, tapi beliau cuma tatap aku dengan tatapan kosong. Pilu gaes. Pulang lebaran 2023 alhamdulillah ada perkembangan. Beliau sudah bisa berdiri dan berjalan walaupaun harus dipegang. Pelan-pelan mulai punya nafsu makan lagi dan heboh lagi hahaha

2024

Tahun ini, physically, beliau sehat. Hanya rentan saja terhadap obat sehingga kami sangat hati-hati kalau memberikan beliau obat. Salah sedikit, bisa alergi dan Solok terlalu jauh untuk kondisi beliau yang seperti saat ini. Beliau ceria dan ceriwis, tapi tidurnya ga nyenyak. Kami selalu dilema memberi beliau obat penenang karena jika diberi obat, maka hanya dalam hitungan hari beliau kembali lemas, tidak mau bangun, sulit berdiri dan tidak mau beraktivitas. Kondisi ini nggak baik untuk Pak Manto yang juga tidak begitu prima pasca kecelakaan 2022 lalu. Pulang lebaran tahun ini beliau menderita alergi lagi. Selama di rumah kemarin, aku maksimalkan mengobati alergi beliau dan alhamdulillah saat ini sudah sembuh (alerginya)

__________

Kondisi yang kami hadapi saat ini sangat draining, tidak hanya fisik dan mental tapi juga finansial. Dengan keadaan fisik Pak Manto yg tidak 100% prima, setidaknya butuh 2 org dewasa untuk bisa dengan selamat membawa ke kamar mandi dan memandikan beliau. Alhamdulillah salah seorang keluarga berkenan membantu dan bekerja dgn kami dirumah. Secara finansial, siapapun yang punya bayi pasti tahu berapa kebutuhan pampers, underpad, ART sebulan, kontrol ke dokter. Saat ini kami berdua alhamdulillah masih bisa gotong royong memenuhi ini. Mhn doa supaya Allah senantiasa berikan rezeki yang cukup untuk kami bisa merawat beliau dgn maksimal. Secara mental, siapa yang ngga down melihat orang yang sehebat itu menjadi sangat lemah dan pelan-pelan kehilangan dirinya sendiri? Aku berusaha mati-matian untuk ikhlas. Karena tanpa itu aku ngga akan sanggup melewati ini. Belum lagi tekanan kiri kanan dari keluarga besar, sanak saudara, tetangga, orang-orang di kampung. Yang paling aku khawatirkan bukan kondisi mental aku, tapi kondisi mental Pak Manto yang day to day membersamai beliau. Semenjak Buk Yan sakit, aku memastikan untuk selalu ada sesi bicara heart to heart dengan Pak Manto, karena aku tahu we only have each other.  

Aku percaya ujian ini hanya Allah kasih ke orang yang mampu menjalaninya. Aku yakin dibalik kesulitan ini Allah akan kasih kemudahan. Aku selalu berusaha untuk bersyukur bahwa Allah uji di kondisi aku sdh punya penghasilan, usia sudah lebih matang. Ngga kebayang klu Allah uji di saat aku masih pengangguran, double-double beban Pak Manto. Aku berusaha meyakinkan diri bahwa ini kesempatan yang Allah kasih untuk birrul walidain. Mungkin semasa sekolah dan awal-awal bekerja dulu nggak banyak bakti yang aku perbuat, tapi sekarang Allah kasih kesempatan untuk menunjukkan bakti dengan cara merawat beliau.

Meskipun nampaknya keren, tapi keyakinan luar biasa itu ngga setiap hari ada. Ada momen aku bertanya ke Tuhan, “kenapa begini?”, “kapan selesainya?”. Kalau sudah begini, hidup aku macam film India, duduk diam sebentar bisa tiba-tiba berurai air mata. Kalau ada yg putarkan lagu Kuch Kuch Ho Ta Hai, orang mungkin kira aku Kajol yang baru aja ditinggal Sharukh Khan.

 

Allahuakbar, allahuakbar, allahuakbar

 

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Materi Soal dan Tips Belajar CPNS

TOEFL Preparation di ITI Padang

Lirik EXO - I Like You (Hangeul, Roman, Terj. Indonesia)