Short Escape to Painan
Agen travel bilang bahwa mobil akan berangkat jam 7.30 dari
Padang, tapi ternyata jadi berangkat 8.30. Pagi itu mood saya jungkir balik
karena perilaku agen yang semena-mena memuat penumpang. Saya yang aslinya dapat
kursi nomor 7 jadi tiba-tiba diselipkan di bangku yang kapasitasnya hanya 3
orang. Kepala saya panas membayangkan akan duduk seperti itu selama 2 jam. Saya putuskan
untuk turun dan complain. Tidak serunya, si agen malah menuduh saya datang
terlambat dan menghilang dari P.O. ketika penumpang diminta naik. Marah-marahlah
saya dibuatnya. *Banyak orang yang bilang
kalau saya ini lembut dan tidak pemarah. Percayalah kawan, itu hoax.
Winda, pacarnya, dan adiknya berjanji akan menjemput saya di
Pasar Tarusan. Dari sana kami bergerak menuju Batu Kalang. Di internet, orang
mereview Batu Kalang sebagai Belitong-nya Sumatera Barat. Keindahan Pantai Batu
Kalang ini memang tiada terkira. Pasirnya putih (atau kuning), bersiiih sekali
dari sampah, dan lembut dikaki. Tujuan saya sebenarnya adalah Teluk Sikulo yang
hantaman ombaknya luar biasa. Jarak Batu Kalang dengan Teluk Sikulo cukup jauh,
sekitar 3 jam perjalanan pulang pergi jalan kaki. Kalau mau singkat bisa naik
kapal tapi harganya bisa mencapai
600rb/kapal. Ketika kami pergi kemaren air sedang surut, jadi kami tidak dapat
momen ombak besar yang menghantam batu seperti yang ramai diposting di
Instagram. Tapi dengan air laut yang sedang surut itu saja, perjalanan sudah
cukup berat buat saya karena air di pinggir sudah sampai lutut. Apa kabar kalau
pasang? Bisa hanyut ituuu..
Saya tidak mengira bahwa perjalanan ke Teluk Sikulo akan
sejauh itu. Perjalanan jadi makin berat karena kami lupa bawa air minum.
Sepanjang perjalanan kesana tidak ada satupun pedagang air minum dan minum air
laut tentu bukan pilihan yang bijak. Tapi sungguh Alam selalu berbaik hati pada
manusia. Kami menemukan 2 titik mata air yang airnya tawar sekali dan
menyegarkan. saya yg sudah haus ini bismillah saja sambil berharap tidak ada yang
pipis dibagian hulu mata air itu.
Kami berangkat kesana pagi sehingga wisatawan yang datang
masih sepi. Kami hanya menemukan 1 rombongan lain bahkan. Tetapi ketika sudah
lewat jam 2, wisatawan sudah mulai ramai yang datang. Mungkin mereka ingin
dapat momen ketika air pasang.
Kami pulang dari Carocok ketika waktu maghrib tiba. Sebenarnya saya masih ingin kelayapan malam-malam tapi karena hiburan di Painan di malam
hari terbatas jadilah kami hanya pergi makan soto ceker. Ceker ayamnya enaaak
sekali. lembut, bumbunya terasa, dan porsinya masih kurang banyak. 2 ceker
ternyata tidak cukup. Pulang makan soto saya lanjut lagi makan nasi dirumah
Winda. Ketika saya sudah selesai mengambil nasi yang hanya 2 sendok nasi sj,
tiba-tiba Winda meletakkan 1 buah mentimum yang lebih besar dari paha ayam di
piring. saya pesimis tidak menghabiskan nasi malam itu, tetapi yang terjadi
malah sebaliknya. *jangan heran membacanya, saya juga heran kenapa bisa
menghabiskannya.
____________________
Bagi teman-teman yang ingin pergi ke Teluk Sikulo, jangan lupa
untuk:
Tidak ada penjual air minum di sepanjang
perjalanan menuju kesana kecuali teman-teman mau minum air laut puas-puas.
Pakai sunblock dan bawa payung.
Siapa sj tentu ingin pergi ke
pantai ketika cuaca cerah. Jangan lupa untuk pakai sunblock dulu agar pulang
dari sana kulit tidak terlalu terbakar. Atau kalau perlu bawa payung biar
betul-betul terlindung dari terik matahari.
Pergi pagi hari (optional).
Saran ke-tiga ini optional. Ini tergantung
panggilan dari dalam diri kawan-kawan. Kalau teman-teman suka yang menantang
bolehlah pergi ketika air sedang pasang biar lebih terasa perjuangan dan dapat
momen ombaknya. Tapi kalau teman-teman tidak berani melawan ombak, pergilah
pagi hari dan pulanglah sebelum jam 2 ketika pasang masih berbunga (istilah aslinya
adalah “pasang baru babungo”).
Jangan pakai high heels, cukup sendal jepit!
Ada beberapa titik dimana pasirnya
dipenuhi batu-batu kecil yang cukup tajam. Saya sendiri tidak kuat jalan
lama-lama tanpa alas kaki. Oleh karena itu pergilah dengan sandal jepit sj agar
perjalanan terasa lebih ringan. Tidak lucu melawan ombak dengan high heels.
jadi siapa yang menang pas ngelawan abang abang travel iil? :')
BalasHapus