Semenjak Nyonya Sakit

Tanggal 9 lalu, nyonya besar jatuh tangga. Patah tulang. Pak Manto yang sedang nyapu jalan panic sudah melihat nyonya mengaduh kesakitan. Beliau bawa nyonya pergi berurut ke Paninjauan. Selesai dari sana dibawa lagi berurut ke Solok. Selesai berurut, nyonya masih belum tenang. Akhirnya dibawa ke rumah sakit. Dokter bilang patah dan beliau menyarankan untuk operasi. Mendengar kata operasi, menggigil nyonya ini. beliau menilak mentah-mentah.

Aku pribadi sebenarnya setuju dengan usul operasi ini, karena sebagai senior eeaaa.. yang sudah dua kali operasi, merasa ini adalah jalan yang terbaik. Tapi beliau tak bisa dilunakkan. Setia menolak usulan operasi. Akhirnya beliau dibawa pulang lagi dan berurut di Bukik Kanduang. Bapak ini terkenal sekali soal mengurut orang yag patah tulang tangan, kaki, pinggang, tapi tidak dengan patah hati. Hari minggu lalu Buk Yan diurut bapak itu, siangnya Pak Manto disuruh menjemput obat untuk ditempelkan di bagian yang patah.

Aku sendiri sebenernya baru diberitahu soal kejadian ini setelah Buk Yan jatuh 10 hari. Itupun tau dari orang lain. Ini masih mending beliau menolak bicara 10 hari, dulu sebulan penuh aku tak tahu kalau beliau sakit, harus bedrest, bahkan sudah bikin wasiat. Menyedihkan. Pak manto dan Buk Yan ini pintar sekali menyembunyikan fakta. Orang-orang disekitar pun demikian. Honesty dan Sherly yang bahkan lebih dulu tahu dan sudah menjenguk kerumahpun diam seribu bahasa. Dalam keadaan yang begitu sakitnya, beliau masih bisa membuat suara yang tak terkesan sedang sakit sama sekali. masih tertawa terbahak-bahak selah-olah tak terjadi apa-apa. Utung saja ada orang yang waktu itu memberitahu, kalau tidak aku mungkin tak pernah tahu, malas pulang dan tetap betah hidup di Padang.

Sesampainya dirumah, aku melihat tangan beliau yang tidak lurus, dan sulit digerakkan. Pengen nangis sebenernya, tapi tak boleh. Aku harus lebih tegar agar beliau nyaman dan kedepannya mau memberitahu lebih awal kalau seandainya terjadi sesuaitu. Setelah aku dirumah, Pak Manto dan aku spontan berbagi tugas.

Dalam 22 tahun kehidupan, aku tak pernah sama sekali menyisir rambut beliau. ini kali pertama aku menyisir rambutnya, menyanggulnya. Dulu Buk Yan berteriak dari dapur menyuruh bangun, aku santai saja. Sekarang beliau memanggil nama biasa saja, langsung bangun karena takut beliau kenapa-kenapa.

Semenjak sakit, aku dan ayah lebih sering terjaga tengah malam mendengar beliau menangis menahan sakit. Kami beri obat penahan sakit yang diberikan dokter dan menunggu hingga beliau tertidur. Setelah itu kami juga tewas pula.

Semenjak sakit, beliau jadi semakin sensitive saja, jadi semakin baper. Nggak nemu kunci rumah baper, telat bantuin, baper. Telat bangun malam, baper. Semuanya baper. Ya Tuhaaann.. Tapi kami berusaha menanggapi dengan baik, memahami dan mengerti. Secara tidak langsung, aku merasa jadi lebih dewasa saja.. eeaaaaa..

Dirumah, kami belajar untuk tetap beraktivitas normal. Ayah tetap ke sekolah, walaupun ketiak awal-awal dulu sering minta izin mengantarkan beliau berobat. Mamah juga masih masuk kantor karena harus menyelesaikan neraca. Beliau merasa tak bisa meninggalkan pekerjaan begitu saja. Dan daku tetap download drama korea. HAHAHA :D

Semenjak Buk Yan sakit, aku jadi punya banyak pengalaman baru. sebelumnya jika pulang aku tak pernah masuk dapur untuk masak atau cuci piring. Aku tak pernah sama sekali cuci piring dirumah. Tapi semenjak sakit, aku jadi ikut cuci piring dirumah. Aku juga tak pernah masak dirumah. Satu-satunya makanan yang aku bisa masak dengan baik adalah mie kuah. Dan semenjak beliau sakit, aku jadi dapat tugas memasak kecil-kecilan. Kupas kentang, potong terong, goreng cabe. Bolehlah, kemampuanku meningkat!

Biasanya, tugasku ketika berada dirumah hanya menyetrika. Kami dirumah punya aturan ketat soal mencuci baju. Siapa yang mandi sebelum Buk Yan mandi akan dicucikan bajunya. Siapa saja. Tak peduli Pak Manto atau aku, pasti akan dicucikan. Tapi jika mandi setelah beliau, sudah, urus sendiri aja itu baju kotor. Dan jangan coba-coba menggantungnya dibelakang pintu agar dicucikan besok pagi!! diceramahi dari dapur keruang tamu dan balik lagi ke dapur kami. Aturan ini semenjak daku SMP tidak pernah berubah, tidak diamandemen sama sekali. Dan sekarang ketika beliau sakit, kami jadi bagi-bagi tugas soal mencuci dan menjemur kain ini. huft..

Banyak sekali hal-hal baru yang aku alami selama beliau berada dalam masa penyembuhan ini..
Cepat sembuh ya buuuuuukk
Kami menanti untuk dimasakin sambal lagi..
Kami menanti untuk diurusin lagi..

Komentar

  1. Jadi gimana masak terongnya? Seenak waktu di jogja kah?
    Hahahahaha
    Semoga cepet pulih mamanya, Nai..

    BalasHapus
  2. pertanda tuh il, santa lai ka jadi nyonya..
    jadi di training dulu

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Materi Soal dan Tips Belajar CPNS

TOEFL Preparation di ITI Padang

Lirik EXO - I Like You (Hangeul, Roman, Terj. Indonesia)