Hati-hati, Jambret !
Hari ini saya menyempatkan diri
pergi main ke Gramedia. Niat cuci mata berujung membawa pulang kantong belanja.
Kapan kau bisa tahan selera iil??? Saya pulang dengan angkot yang seluruh
penumpangnya adalah perempuan, tentunya selain sopir yang duduk di bagian
depan. Penumpang silih berganti naik dan turun hingga tinggallah saya dengan 2
orang perempuan lain yang duduk di bagian belakang. Tak lama kemudian naik pula
salah seorang kawan sopir yang duduk di bagian depan. Di simpang 4 MKU, kakak
tersebut berkata pada sopir angkot bahwa mereka akan meneruskan perjalanan ke
pasar raya karena kakak tersebut kehilangan dompetnya.
Sopir angkot kaget mendengar kabar
bahwa kakak tersebut telah kehilangan dompetnya. Teman si sopir (kita beri saja
nama Uda Budi) bertanya kepada sopir tentang siapa yang duduk didekatnya tadi.
Dijawablah bahwa ada dua orang laki-laki yang duduk disamping mereka dan
mendesak mereka ke sudut serta berusaha menutup kaca. Uda Budi berusaha menerka
siapa orangnya sembari bertanya ciri-ciri pelaku kepada sopir dan kakak
tersebut. Kakak tersebut tidak bisa banyak menjawab karena waktu kejadian yag
sangat singkat. Tetapi beruntungnya karena deskripsi sopir lebih lengkap dan
sepertinya sudah pernah bertemu, Uda Budi bisa memprediksi pelaku jambret
tersebut.
Saya yang duduk dibelakang sopir
hanya mendengar dan menyaksikan percakapan Uda Budi, sopir dan kakak tersebut.
Dari percakapan mereka saya menyimpulkan bahwa sebenernya tukang jambret yang
beroperasi diatas angkot adalah pemain lama yang mukanya rata-rata dikenali
oleh sopir angkot. tetapi tidak mungkin juga buat sopir untuk melarang mereka
naik dengan alasan mereka adalah jambret sedangkan mereka tidak terjaring
operasi tangkap tangan. Bisa-bisa jatuh pada tidak pidana pencemaran nama baik.
Walaupun sopir tetap membiarkan mereka naik, tetapi sopir selalu bertanya pada
penumpang apakah ada barang yang hilang sesaat setelah mereka (penumpang
mencurigakan) turun.
Saya pribadi sudah 3 kali hampir
jadi korban jambret dan beberapa kali pernah melihat jambret beraksi. Walaupun
saya sudah hampir jadi korban, tapi tak sekalipun saya berteriak karena saya
tidak tahu apakah mereka membawa senjata
tajam atau tidak. Bagi saya biarlah kehilangan uang daripada harus meragan kena
tikam jambret. Tetapi lebih baik jika saya tidak kehilangan dua-duanya.
Melihat si kakak yang sudah hampir
menangis karena dia sangat butuh dengan kartu-kartu yang ada di dalam
dompetnya, Uda Budi menawarkan bantuan untuk mencoba bicara pada si pelaku.
Manatau pelaku mau mengembalikan kartu-kartu tersebut tanpa perlu mengembalikan
uangnya. Oh, betapa baik hatinya Uda Budi. Semoga makin banyak Uda Budi di bumi
ini. setelah bertukar nomor handphone dengan si Kakak, Uda Budi turun pergi
mencari doi.
Ini baru di Padang, kabarnya di
beberapa kota besar di luar negeri sana, jambret bisa lebih beringas lagi, rela
menjambret paspor dan membuat kita kesusahan pulang ke negara asal. Pertama
kali saya hampir kena jambret adalah di pasar raya ketika baru mulai kuliah
seminggu. Saya kira menyandang tas ransel seperti biasa aman di Pasar Raya,
tetapi malah hal tersebut mengundang tindak criminal. Untungnya itu tas baru (aciieh)
dan getar zipper ketika dibuka masih berasa. Ketika itu juga saya langsung
menengok kebelakang dan si jambret membatalkan niatnya lalu berganti target. Selanjutnya
saya hampir kena jambret di atas angkot hendak pulang kampong ke Sulit Air,
kejadiannya menegangkan karena saya sadar sekali akan jadi korban. Semenjak
kejadian itu saya mendapatkan banyak saran untuk menghindari jambret.
Jangan lupa selalu berdoa
Selalulah memohon perlindungan
kepada Allah SWT dari segala mara bahaya yang mengintai. Bacalah doa turun
rumah ketika keluar rumah dan doa naik kendaraan ketika akan berkendara. Semoga
Allah selalu melindungi kita dari segala macam tindak kejahatan yang diperbuat
manusia.
Sandang depanlah ranselmu
Ketika berada di keramaian seperti
pasar, arena konser, dan tempat wisata, sandanglah ransel ada menghadap depan
karena tindakan tersebut dapat meminimalisir kemungkinan kamu menjadi target.
Susah loh jambret dari depan. Apalagi kalau matamu terbuka. Kalau kebetulan
kamu menggunakan tas bahu, maka silangkanlah tali tas tersebut dan hadapkan tas
kebagian depan. Jika kebetulan tali tas kamu panjang, perpendek atau peluk tas
erat-erat.
Jangan terlalu banyak membawa barang
kalau berpergian ke tempat ramai
Kalau kamu mau ke pasar beli sepatu,
tidak usahlah bawa laptop, setengah lusin buku teks, dan map. Singgahlah dulu
kerumah, tinggalkan barang-barang tersebut, dan bawa barang seperlunya seperti
dompet, handphone, dan kunci rumah. Semakin kecil tas yang digunakan, semakin
gampang menjaganya karena semakin mudah buat dipeluk.
Perhatikan sekelilingmu
Ketika naik angkot, tak ada salahnya
untuk memperhatikan sekilas seluruh penumpang (Sekilas saja, tidak perlu
dipelototi 5 menit pula). Setidaknya membantu perasaan untuk mendeteksi apakah
ada sesuatu yang tidak beres didalam angkot. saya pribadi selalu melakukan hal
tersebut, sehingga jika ada sesuatu yang membuat saya tidak nyaman, maka reflek
saya akan memegang tas dengan lebih erat dan pandangan mata saya jadi semakin
liar memperhatikan
Jangan mengeluarkan dompet ketika
berada di dalam angkot
Jangan kebiasaan membuka-buka dompet
di dalam angkot, walapun niatnya untuk memamerkan isi dompet yang kosong,
warna, model, atau untuk mengambil duit ongkos karena tanpa kita sadari kita
telah membuka peluang untuk menjambret. Seperti yang Bang Napi bilang “bahwa
kejahatan itu bukan hanya karena niat, tapi juga karena ada kesempatan”. Sebaiknya
siapkan ongkos angkot sebelum berangkat dan letakkan di tempat yang lebih mudah
diambil agar tidak terlalu sering membuka-buka tas selama berada di angkot.
Selalu fokus dan waspada
Ketika berada di angkot jangan
sampai gagal fokus ketika lihat abang-abang ganteng, karena bisa jadi saja
ketika lengah, jambret berkesempatan untuk membuka tasmu. Begitupun ketika akan
turun dari angkot. jangan mentang-mentang akan turun, tas dibiarkan saja ditaro
dibelakang karena jambret bisa memanfaatkan waktu yang sempit tersebut. Tetap
fokus dan letakkan tas didepan.
"Bila rasanya tak mungkin melawan mereka,
setidaknya jangan mengundang mereka datang"
Komentar
Posting Komentar