Cari Bule
Saya ingin bercerita tentang
pengalaman cari bule hari ini.
Cerita ini akan saya mulai dari Angkot
Angkot di Kota Padang ini tergolong
unik karena beberapa hal. Pertama kita membedakan destinasi angkot berdasarkan
warna cat mobil. Ada putih, orange, pink, hijau, biru muda, biru tua, merah,
ungu, kuning. Adakah yang tak tersebut ? Kedua, angkot padang terkenal dengan
stiker yang menyelimuti bodi mobil. Ketiga, dengan jenis jendela yang sudah
semakin kecil saja lubang anginnya. Keempat dan yang paling mengesankan adalah
dengan audio devices yang terpasang di mobil dan memutar audio mulai dari
ceramah, lagu pop, lagu rock, remix, dangdut, keroncong, hingga kasidah. Beragam
!!
Dan sayangnya tidak semua sudut kota
Padang tersentuh angkot. Ada beberapa daerah yang tidak dilewati angkot. Inilah
masalah saya hari ini. Karena ketidakmandirian saya (re:tidak bisa bawa motor atau
mobil) terpaksa saya berkelana dengan angkot. Selanjutnya daerah kekuasaan saya
adalah daerah kota. Lubuk Buaya hingga Simpang 4 ByPass Sutomo. Hanya itu. Selain
dari daerah itu, adalah daerah yang jarang saya lewati bahkan tak pernah
dilewati. Sedangkan rute pencarian bule
hari ini dikonsentrasikan di daerah yang tidak terjamah tsb. Innalillahi..
Malam sebelum berangkat saya mulai
rusuh bertanya kepada siapa saja tentang angkot yang bisa digunakan untuk
sampai di tempat tersebut. Kebanyakan jawaban adalah angkot ungu tapi hanya
sampai Kantor Walikota. Setelahnya bisa dilanjutkan dengan taxi. Baiklah. Angkot
ungu ! Modal saya untuk berkelana hanyalah google map. Saya hafalkan berapa
banyak simpang 4 yang akan dilewati sebelum sampai daerah tujuan. Kenyataannya?
Tak usah kau tanya !!
Jam 7 pagi saya keluar rumah dan
mulai bergerak. Saya naik angkot putih sampai pasar raya, lalu naik angkot biru
tua sampai simpang 4 bypass, lalu naik ANGKOT UNGU. Saya naik angkot dengan
was-was. Ntah sampai manakah saya akan dibawanya. Bismillah. Berangkat.
Karena saya berpatokan pada map, dan
map mengatakan bahwa saya telah sampai di tempat tujuan maka turunlah saya dari
angkot. Dan ulala. Ternyata masih 7 KM lagi. Dusta ! mau tidak mau saya harus
naik angkot sekali lagi untuk sampai ke KM 19. Ternyata angkot ungu tersebut
hanya sampai rumah sakit siti rahmah yang ada di KM15. Maka perjalanan
berikutnya sy lanjutkan dengan naik becak.
Patokan yang saya gunakan ketika
naik becak adalah simpang lampu merah lubuk minturun yang ada di KM18. Setelah
itu perjalanan saya lanjutkan dengan berjalan kaki. Oase itu ada di KM19-20. Maka
saya harus berjalan kaki karena sudah tidak ada becak, tidak ada angkot, bahkan
taxi pun tidak lewat. Yg ada hanya deru debu jalanan.
![]() |
Jln Raya Bypass pagi hari |
Saya sudah masuk KM19 tapi oase
pertama tak kunjung bersua. Saya susuri terus jalan berdebu itu hingga tampaklah
angka yang saya cari-cari. VOILA !! ITU DIA !! berbasa-basi sebentar dengan
security lalu saya tinggalkan beberapa angket dan contact person mulai dari
email hingga nmr HP. Perjalanan dilanjutkan dengan mencari oase ke-2. Sayangnya
sampai saya memasuki KM21, oase itu tak tampak. Tak ada plang nama, tak ada
nomor. Tak ada tanda yang menunjukkan bahwa oase itu berada di sana. matahari
sudah mulai naik. Pukul 10 pagi. Kesabaran saya mulai diuji.
Ya betul, sabar saya ternyata tak
lulus ujian. Saya sebrangi jalan lalu mencari taxi untuk mengantarkan saya ke
simpang 4 bandara karena di daerah tersebut ada satu tujuan lagi.
20KM perjalanan berakhir. Tujuan berikutnya
adalah Gunung. UNAND.
Saya ingin ke UNAND untuk menjemput
angket yang saya titipkan di Unit Layanan Internasional UNAND, tapi sayangnya
angket tersebut masih belum terisi. Oke ! Nanti kita balik lagi..
![]() |
UNAND jam 11 pagi |
Lalu saya turun gunung. Diperjalanan
turun tersebut saya sibuk memperhatikan jalan mencari beberapa destinasi
lainnya yang akan saya tuju. Tapi sekali lagi I COULD NOT FIND ‘EM !!
perjalanan berikutnya saya lanjutkan kearah jalan padang-bukittinggi. Sepanjang
jalan saya perhatikan nama dan nomor jalan. Tetapi yang saya tuju juga tak
jumpa. KENAPA KAU BEGINI PADAKU ??
Baiklah, mari pulang. Lalu lanjutkan
kisah ini sekembalinya dari Sulit Air. Kamis depan !
____________
Perjalanan hari ini memaksaku untuk memberi
saran baik kepada pemerintah Kota Padang tercinta ini.
- Pemerintah Kota Padang perlu menata kembali nama dan nomor jalan di seluruh kota. Ini bukan hanya efek kebanyakan nonton drama korea yang mana penomoran jalan jelas bahkan sampai penomoran flat pun jelas. Sehingga ketika polisi membutuhkan, they are ready !!. Tapi dalam perjalanan hari ini saya menemukan nomor yang berulang. Di awal jalan nomor 1, lalu sekitar 100 meter setelahnya juga nomor 1 dengan nama jalan yang sama, lalu sekitar 100 meter berikutnya juga ada 1 untuk nama jalan yang sama. Tidak mungkin! Lalu sy juga menemukan diawal jalan KM1, tak jauh tertulis KM46, lalu setelahnya saya menemukan KM12. Ya rabbi !! Inilah yang saya maksudkan. Pemerintah harus menata kembali nama dan nomor jalan sehingga siapapun mudah menemukan alamat yang dituju. Tukang paket, tukang pos, tukang angkat barang, atau tukang sedot WC sekalipun !!
- Ternyata penataan ini saja tak cukup. Menurut saya pemerintah juga harus mendigitalkan nama jalanan yang telah dirapikan ini beserta perusahaan atau kantor-kantor yang terletak di daerah tersebut dengan tanda-tanda khusus. Didigitalkan sehingga dapat diunduh dengan mudah oleh masyarakat yang membutuhkan informasi. Google Map saja ternyata tak cukup Om ! Anak geografi mana anak geografi? Peta ini Peta !!
- Dalam merapikan nama dan nomor jalan, pemerintah harus mencoba bekerjasama dengan setiap perusahaan/kantor atau took-toko yang ada di daerah tersebut untuk merapikan plang nama dan identitas bangunan mereka sehingga tidak membingungkan orang. Jangan lagi ada KM1, KM49 setelahnya, lalu KM12 setelahnya lagi. It doesn’t make sense lah !!
- Sepertinya kita semua (G, B, C) harus berpikir bagaimana caranya agar setiap jalanan utama Kota Padang ini dilewati oleh Moda Transportasi Umum. Lebih baik lagi jika tersedia dari harga murah hingga tinggi. Hahaha dasar mahasiswa !
- Pemerintah sepertinya butuh bantuan dari anak muda yang mengerti cara membuat software, bantuan dari Dinas Perhubungan untuk membuat sebuah software berbasis internet yang dapat diperoleh dengan mendownload di PlayStore atau apalah itu namanya untuk Apple. Saya punya ide, nama softwarenya “JURAGAN” – Juaranya Trayek Angkot. dengan menghidupkan location yang ada di smartphone atau dengan mengetikkan nama lokasi dan mengetikkan daerah tujuan, maka akan muncul trayek angkot yang bisa digunakan, berapa waktu tempuh, dan berapa ongkos yang harus dibayar. It’ll be a very great help for the angkoters!
_ _________
Tambahan Informasi :
1. Angkot Ungu Lubeg-Aia Pacah hanya sampai KM15. Tepatnya Rumah Sakit Siti Rahmah
2. Tidak ada angkot yang lewat dari KM18-Simpang 4 Bandara Internasional
3. KM18 tepat ada di Simpang Lampu Merah Lubuk Minturun
Komentar
Posting Komentar