Cari Bule Hari Ini Part 2
Suddenly I want to write something
tonight.. I want to tell you about life today J
Mari mulai cerita ini dari pagi
hari.
Seperti pagi-pagi sebelumnya, saya
siap lebih awal, mandi lebih awal, makan lebih awal (tidakkah kau sahur ya
nona?) semuanya di awal. Tujuannya Cuma untuk keluar rumah lebih awal dan
menjelajahi Kota Padang. Berbeda dengan perjalanan dua hari lalu yang saya
mulai dari bypass, hari ini saya mulai perjalanan dari Veteran. Ada salah satu
perusahaan Jepang disana.
Jam 8 pagi. Jam buka kantor saya
sudah tiba disana. Pintu dibukakan oleh salah seorang pegawai yang masih
bersih-bersih kantor. Dia asik melap-lap kaca yang sudah bersih. Mungkin jika
saya berkaca disana, saya bisa lihat dengan jelas jerawat di jidat yang ada di
pantulan wajah saya. Hahaha
Setelah saya menyampaikan maksud
kedatangan saya, keluarlah salah seorang dari bagian HRD menjelaskan bahwa saat
ini saya tidak bisa memberikan angket penelitian karena orang asing yang bekerja
diperusahaan tersebut sedang berada di Negara asalnya. Karena saya tidak bisa
untuk memaksakan keadaan maka saya undur diri dan melanjutkan perjalanan. Perjalanan
saya lanjutkan ke Bypass.
Saya sudah ada janji dengan salah
satu perusahaan di Bypass untuk datang hari Kamis menjemput angket penelitian
yang saya tinggalkan. Tentu sebagai warganegara yang baik saya datang memenuhi
janji dan Alhamdulillah angket saya terisi dengan baik. Itu di KM19. Selanjutnya
saya jalan kaki sampai KM20 menemui salah satu perusahaan yang tidak bisa saya
sebutkan namanya. Disana saya juga tinggalkan angket dan beruntungnya bisa
ditunggu. Di perusahaan kedua saya bertanya tentang salah satu perusahaan yang
ada di KM22. Dan ternyata beliau tau. Dengan sedikit arahan maka saya lanjutkan
perjalanan. Hampir 1KM saya jalan kaki sampai bertemu dengan pangkalan ojek.
Bapak tukang ojek mengantarkan saya
sampai ke KM22. Seperti yang sudah saya kasih tau di postingan sebelumnya,
bahwa banyak perusahaan di daerah bypass yang tidak memiliki plang nama. Jadilah
saya ketuk satu persatu pagar dan bertanya “apakah ini perusahaan A?”. setelah
menanyai 4 perusahaan, maka bertemulah saya dengan oase itu. Di perusahaan
terakhir saya juga bisa menunggu angketnya diisi tanpa harus kembali hari
berikutnya. Bapaknya mengerti jika saya dari tepi pantai J
Pukul 1 saya selesai di Bypass. Ini tergolong
agak lama jika dibandingkan dengan perjalanan saya ke bypass beberapa kali
sebelumnya. Karena hari ini saya melakukan sebuah kegoblokan yang tak terperi.
Mengenakan high-heels. Tidak tinggi. Hanya 4cm. Tidak ada yang salah dengan
high-heels 4 cm itu jika saya tidak jalan kaki 3KM. Gobloknya engkau duhai
nonaaa..
Selesai dari Bypass saya sudah ada
janji untuk pergi ke salah satu photo studio untuk menyelesaikan beberapa
urusan. Saya keluar dari studio itu pukul 2 siang. Setelahnya saya langsung ke
ELECTRA untuk mengerjakan tugas yang belum selesai.
Cuaca hari ini memang agak berbeda. Hujan
tak henti-hentinya turun dari sore hari. Jadilah saya terperangkap di ELECTRA
karena-seperti biasa-air yang menggenangi jalan Cendrawasih cukup tinggi. Tapi saya
harus pulang. Terbayang kamar kena banjir, terbayang barang-barang yang
bertumpuk. Walaupun sudah dievakuasi jauh-jauh hari, tapi tetep saja rasanya
saya tidak bisa meninggalkan kamar begitu saja.
Perjalanan pulang dari ELECTRA juga
sama mengenaskannya. Air tinggi berarus saya lawan dengan high-heels 4cm yang
tidak sempat saya tukar tadi siang. Kegoblokan berikutnya !! Sepanjang
perjalanan pulang saya tak berani mendekat ke pinggir jalan. Terbayang saya
yang masuk got penuh sampah dan gelap 1.5 tahun lalu. Saya berjalan di
tengah-tengah, tak peduli ada mobil lewat. Bagi saya dia yang harus mengalah. Gadis
cantik berpayung yang kehujanan ini beresiko tinggi kena demam dibanding mereka
yang dillindungi atap mobil.
Kondisi air dalam kamar |
Akhirnya dengan segenap tenaga saya
sampai juga dirumah. Seperti yang sudah diprediksikan. Kamar saya pasti
kebanjiran lagi. Selalu begitu jika hujan sudah deras turun membasahi bumi yang
berdebu ini.
Saya menulis ini dengan kondisi kaki
terendam banjir. Saya duduk diatas keranjang sampah cadangan yang saya simpan
dibawah kasur. Disela-sela ketikan ini saya bertanya “kapan banjir ini akan
surut?”
Tong sampah yg saya gunakan untuk duduk |
Oh ya, ada kabar baik yang saya
terima sore ini dari Bg Ari. Bg Joko dan Bg Eko sudah membagikan sekitar 105
angket di Siberut. Melebihi target. Kalian penasaran siapa mereka? Mereka teman
baru saya. *Kapan-kapan saya ceritakan soal temen baru saya ini di postingan berbeda*. Mereka juga lah yang beriweh-riweh dan berkeringat membantu saya menyelesaikan
penelitian ini. Mohon doa dari kawan-kawan semua semoga mereka pulang dengan
selamat tanpa kurang apapun. *Menulis ini membuat saya jadi ingat kalau saya
pengen ke Mentawai jugaa J
_______
Apakah tak ada pelajaran berharga
dari perjalanan hari ini nona?
Mungkin ada yang bersedia minjam :) |
Tentu ada. Tentu ada pelajaran dari
setiap langkah kaki kita sehari-hari. Hari ini aku belajar banyak tentang kerja
keras. Ya, menyusuri jalananan berdebu sekelas bypass sendiri di siang hari
puasa ini tidak gampang. Sungguh tidak gampang.
Bermacam-macam jenis godaan yang
timbul. “sudahlah, ini aja dulu. Perusahaan itu besok aja”. Itu adalah godaan
yang paling sering muncul. Pun tadi, setan dikepala saya sudah sibuk membisiki.
“perusahaan A itu besok aja il, kita pulang aja dulu”. Tapi jika tidak ingat
kalau saya sudah bertekad untuk wisuda September, jika tidak ingat kalau saya
sudah ada di Bypass, jika tidak ingat temen-temen di Mentawai lebih semangat
menyelesaikan ini, mungkin saya sudah belok kiri ke Simpang Kalumpang. Untung
saja tekad saya lebih kuat, maka selesailah Bypass itu hari ini.
Jadi skripsi ini adalah segala hal
tentang kerja keras, ketekunan, dan keyakinan.
Keyakinan bahwa kita pasti bisa
menyelesaikannya. Keyakinan bahwa badai skripsi ini pasti berlalu. Keyakinan bahwa
tidak ada satupun yang terjadi tanpa izinNya. Keyakinan bahwa ada kekuatan yang
diberikan Tuhan untuk membantu kita
menyelesaikan skripsi ini. Lalu ketekukan dan kerja keras untuk
menyelesaikannya.
![]() |
Hamparan sawah yang menguning di Kalumpang |
Dan yang paling saya suka dari perjalanan mencari bule ini adalah hal-hal baru yang saya lihat dipinggir jalan. saya melihat orang yang bekerja keras mengadalkan fisiknya untuk mendapatkan sepeser uang pembeli sembako. Saya melihat ibu-ibu yang harus bekerja disekitar tanah berlumpur mengurusi gambir. Saya melihat anak-anak yang berjalan dengan riangnya tanpa alas kaki di atas jalan yang penuh dengan kerikil tajam. Saya melihat hamparan persawahan yang baru ditanam dan siap panen. Di setiap perjalanan ini pulalah saya selalu mengingatkan kepada diri saya untuk bersyukur lebih banyak, dan lebih banyak. Bersyukur bisa hidup dengan baik, bisa bersekolah dengan baik, bersyukur diberi rezeki oleh Tuhan tanpa harus bekerja banting tulan dibawah terik matahari. Bersyukur dikelilingi oleh orang-orang baik dan peduli. Bersyukur masih ada yang bertanya "gimana skrispi?" walaupun ini adalah jenis pertanyaan paling menjengkelkan seumur-umur saya hidup. at least masih ada yang tanya. masih ada yang care.
![]() |
Izinkan aku meninggalkanmu September nanti ! |
Selamat berjuang bagi semua orang
yang sedang mengejar gelar akademik. Yang sedang berjuang membuktikan bahwa
kita bisa jadi lulusan yang berkompetensi.
Kaki saya masih terendam banjir.
Hujan belum reda
Padang. 09:01 P.M.
Komentar
Posting Komentar