Today's Cari Bule

Cerita cari bule lagi.. J

Mungkin ini adalah perjalanan paling panjang dari seluruh perjalanan pencarian bule yang mana sy  langsung turun tangan di Kota Padang hahaha J sebelumnya sy hanya sampai KM 26 Jalan raya Padang-BKT. Dan tadi sampailah daku ke Teluk Sirih.

Perjalanan dimulai pukul 9 tadi pagi. Sy mulai dengan menjemput angket di salah satu perusahaan ekspor pinang di Pinggir Kota Padang, setelah itu mampir ke FK UNAND menjemput angket. Sedihnya tidak sempat bertemu dengan Jacqline L Ketika berada di FK, Rian yang sebelumnya pergi mengantarkan saya keliling mengirim pesan menawarkan bantuan untuk mengantarkan sy berkeliling, tapi sayangnya dia sedang tidak punya motor. Jadilah daku yang mencari motor.

Sy coba hubungi Cuniang Tila untuk pinjam motor, Alhamdulillah motor dapat walaupun tanpa STNK. Maka dimulailah perjalanan panjang hari ini.

Sebelum memulai perjalanan, saya harus menemani Rian bayar uang SP dulu. Dia sudah terlambat bayar dan terlambat pulan ngambil matakuliah. Ketika dia sudah selesai bayar, dia coba ambil matakuliah. pucat mukanya melihat tak ada lagi kelas kosong. Dengan mata merah dia pergi ke MKU membujuk sang Ibu agar mau memberikan dia jatah 1 kursi. kasihannya anak ini.. Dan untungnya mood si Ibu sedang baik, dihadiahilah ia dengan jatah 1 kursi di lokal Bahasa Indonesia.

Rute kami pertama kali adalah Pondok, disana kami bertemu dengan salah seorang ibu yang punya menantu orang asing. Beliau orangnya ceria dan senang bercerita. Cerita tentang kampus, tentang dosen, dan yang paling penting beliau menyemangati saya untuk segera menyelesaikan skripsi ini. “ayo semangat mengerjakannya, kamu pasti bisa”. Adem sekali rasanya hati bertemu dengan beliau.

Setelah dari Pondok, perjalanan sy teruskan ke Komplek Cendana Mata Air. Disana sy tidak bertemu dengan orang asingnya karena sedang balik kampong. Pulang ke Perancis. Kami keluar dari Komplek Cendana ketika azan sholat zuhur. Kami harus istirahat dulu. Sembari menunggu Rian sholat (karena kebetulan sy sedang halangan) saya berfikir rute berikutnya. Haruskah sy ke Teluk Sirih hari ini? saya tidak menemukan jawaban sampai Rian selesai sholat. Ketika saya tanyakan kpd Rian perihal ini, dia malah jawab “Ayolah kita ke Teluk Sirih kak”.

Keputusan diambil. Lets Go to teluk Sirih !!

Sebelum sampai ke Teluk Sirih, kami mampir dulu di Pelindo 2, mencari salah satu perusahaan. Tetapi ketika berada di lokasi, yang kami temukan hanya gudang tempat segala jenis rongsokan dibuang. Saya bertanya pada Lurah, juga Pak Lurah tidak tahu. Ini pertama kalinya kami masuk ke pelabuhan. Menyenangkan ternyata, walaupun setelah keluar dari sana, foundation di wajah saya nambah 1cm. ckckck

Setelah dari Pelindo, saya menuju salah satu perusahaan yang ada di Sungai Beremas. Pabrik Karet. Kalian tentu tau betapa baunya pabrik karet. Saya pernah beberapa kali lewat di depan pabrik karet yang ada di Pegambiran, dan itu rasanya seperti ibu-ibu hamil trisemester pertama. Pusing, mual, lemas, minta dipeluk, ahh.. semacamnya lah. Dan itu hanya lewat. Tadi, saya masuk ke dalam pabrik itu. Hahaha.. Rasanya sudah mau minta ‘surek anyuik’ saja. Saya bahkan nafas tidak pake hidung lagi. Saya nafas pake mulut, dan sedihnya sekujur tubuh jadi bau karet juga. Innalillahi..

Setelah duduk manis menanti menikmati aroma yang semerbak selama 15 menit akhirnya saya dapat kabar kalau pimpinan lagi pulang kampong ke Thailand. Apa mau dikata ade nonaaa ??? Saya keluar dari gerbang dengan senyum kecut saja sambil melihat Rian yang sudah tidak seperti orang bernyawa lagi. Kasihan dia.

Yang tersisa hanya PLTU Teluk Sirih. Saya tidak tahu sama sekali jika perjalanan ke Teluk Sirih itu akan sangat jauh. Sangat jauh. Medannya mengerikan, tanjankan tinggi, berlumpur, ada longsoran, pesawangan, ada banyak wowow, dan saya cemas jika tiba-tiba ada segerombolan babi hutan melintas. Dari simpang masuk ke Teluk Sirih, kami menghabiskan waktu kurang lebih 30 menit untuk sampai ke PLTU. 1 jam pulang balik. Dan setelah semua perjalanan itu, saya diberitahu bahwa mereka juga telah pulang kampong 1.5 bulan yang lalu. Allahuakbar.

Apakah hanya saya yang belum pulang kampong ??

Hasil lap muka setelah keluar dari area PLTU
Tidak ada pilihan lain selain pulang. Sebelum pulang ke rumah, saya mampir ke Belimbing, memenuhi janji bahwa saya akan menemui beliau hari ini. salah seorang warga Malaysia. Dan Alhamdulillah saya bisa bertemu dan mendapatkan input dari beliau. Urusan saya selesai di Belimbing sekitar pukul 6 sore. Kami langsung pulang dan saya baru sampai rumah pukul 7 tadi. Dan mungkin Rian juga baru nyampe rumahnya di Lubuk Lintah.

Kemaren sore sy dapat kabar kalau temen-temen yang di Mentawai belum bisa balik karena alasan cuaca *seingatnya saya bg Eko bilang cuaca. Sorenya saya juga lihat situs BMKG katanya ombak gede. 3 meter. Dan malamnya mereka nelfon bilang baru bisa balik Kamis. Saya tanyakan soal gelombang 3 meter itu, dan Bg Eko bilang “Itu mah belom gede il”. Oh God, amazing lah.. sekitar 1 jam setelah telfon terputus sy dapat kabar dari Bg Ari kalo Mentawai gempa. Bg Joko juga sms tweet BMKG. Saya sms Bg Joko memastikan posisi dan keadaan mereka. Dan tragisnya mereka masih bisa bercanda “Kami lagi dibawah tower il, jadi kalo tsunami tinggal manjat tower aja”.. Semoga besok cuaca bagus. Welcome home brothers J

Besok kita kemana ???
__________

Rian dan Motor Cuniang Tila
Thank you so much Cuniang Tila buat motornya. Tanpa motormu aku hanya butiran debu. Thanks juga buat Rian yang udah berlelah-lelah mengantarkan kakak sejauh itu.

Hari ini saya belajar soal cari uang itu ngga gampang. Saya terbayang pekerja yang ada di pabrik karet. Menahan bau yang begitu menyengat saban hari demi rupiah untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Kita harus lebih banyak bersyukur atas nikmat yang Tuhan beri, tidak harus bekerja mengandalkan fisik untuk mendapatkan uang. Jadilah anak-anak yang rajin belajar. Semoga kelak kita bisa banggakan orangtua dan makmurkan kampong halaman J

Saya juga belajar soal lingkungan. Kita harus pandai merawat lingkungan disekitar kita, menjaga pantai dari sampah, dari limbah rumah tangga. Menjaga hutan dari sampah yang suka dibuang sembarangan, menjaga hutan dari tangan-tangan jahil yang mau tebang hutan kita sembarangan untuk aktivitas produksi yang sifatnya terbatas dan tidak dapat diperbaharui. Hutan ini bukan punya kita seorang, ia juga punya penerus kita, anak cucu kita, bahkan anak cucunya anak cucu kita.

Selamat ber-skripsi. Selamat ber-tugas akhir. Selamat berjuang !!

Padang, 220616
Bendera putih 1 hari Kapten !!

Komentar

  1. hehehehe,,,
    mantap kak ill,,
    mudahan suatu saat bsa jd buku ya :)

    BalasHapus
  2. tetap semangat neneng sayankk, maaf tak bnyak membantu skarang ini, kelar skripsinya amin ya rabbal 'alamin

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Materi Soal dan Tips Belajar CPNS

TOEFL Preparation di ITI Padang

Lirik EXO - I Like You (Hangeul, Roman, Terj. Indonesia)